Selasa, 20 Maret 2012

kimia untuk Tunanetra..

ini sempat terkirim ke dikti, buat PKM-GT..
sampai ane nulis nih entry, masih nunggu pengumuman.. :D

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOLYMOOD PADA

SUBMATERI TATANAMA SENYAWA HIDROKARBON SEBAGAI ALAT BANTU AJAR BAGI SISWA TUNANETRA KELAS X DI SMA INKLUSI

Wilda Ulin Nuha, Endah Rohmawati

(Pendidikan kimia 2009 FMIPA Universitas Negeri Surabaya)

Abstrak

Sebagai salah satu tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka program pendidikan untuk semua kalangan menjadi salah satu prioritas program pendidikan nasional, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus sesuai dengan UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu perwujudan program ini adalah adanya sekolah berbasis inklusi. Pendidikan inklusif merupakan suatu pendekatan pendidikan yang memperluas akses pendidikan bagi semua anak berkebutuhan khusus termasuk anak penyandang cacat.

Informasi yang diterima oleh otak kita sebagian besar berasal dari apa yang dilihat. Hal ini menyebabkan siswa dengan kekurangan pada indera penglihatannya mengalami kesulitan dalam belajar kimia, dimana konsep yang diajarkan sebagian besar bersifat abstrak. dari hasil survey pada siswa tunanetra kelas X di SMAN 10 Surabaya, materi pelajaran kimia yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi senyawa hidrokarbon. Untuk mengatasi kesulitan tersebut diperlukan sebuah media yang mengoptimalkan indera lainnya untuk mendapatkan informasi bagi siswa tunanetra.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti mengambil judul penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Molymood pada Submateri Tatanama Senyawa Hidrokarbon sebagai Alat Bantu Ajar bagi Siswa Tunanetra Kelas X di SMA Inklusi”. Hal ini karena kesesuaian materi senyawa hidrokarbon yang dapat di peragakan dengan molymod. Penelitian ini menggunakan metode penelitian R&D.

Kelayakan media pembelajaran molymod ini dapat ditinjau dari aspek kesesuaian media pembelajaran molymood dengan materi pembelajaran, penyajian, dan kesesuaiannya dengan kondisi siswa yang tunanetra yang akan dinilai oleh 2 orang dosen kimia, 2 orang guru kimia, 1 orang pakar tunanetra, dan 4 orang siswa tunanetra di SMA Inklusi.

Hasil skor yang didapat kemudian diukur dengan menggunakan skala Likert, jika presentase skor 61% maka media tersebut dapat dikatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran kimia kelas X pada bahasan senyawa hidrokarbon, khususnya tatanama senyawa hidrokarbon.

Kata kunci : media pembelajaran molymod, siswa tunanetra, senyawa hidrokarbon


Senin, 19 Maret 2012

KOMPLEKSIOMETRI

A. Judul Percobaan : Kompleksiometri

B. Tujuan : Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan Na-EDTA

C. Dasar Teori

Titrasi kompleksometri adalah salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral

EDTA adalah kependekan dari ethylene diamin tetra acetic. EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2. Merupakan suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA merupakan senyawa yang mudah larut dalam

air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu.

Gambar struktur EDTA


Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg, Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 10 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochrome black T; pyrocatechol violet; xylenol orange; calmagit; 1-(2-piridil-azonaftol), PAN, zincon, asam salisilat, metafalein dan calcein blue.

Ikatan pada EDTA, yaitu ikatan N yang bersifat basa mengikat ion H+ dari ikatan karboksil yang bersifat asam. Jadi dalam bentuk Ianitan pada EDTA ini terjadi reaksi intra molekuler (maksudnya dalam molekul itu sendiri), maka rumus senyawa tersebut disebut "zwitter ion". EDTA dijual dalam bentuk garam natriumnya, yang jauh lebih mudah larut daripada bentuk asamnya.

D. Alat dan Bahan

Alat :

- Buret

- Statif

- Pipet

- Pipet seukuran

- Gelas kimia

- Erlenmeyer

Bahan :

- Serbuk CaCO3 sebanyak 0,0835 gram

- Larutan Na-EDTA

- Aquades

- Indikator EBT

- Larutan buffer pH 10

A. Diskusi dan Pembahasan

Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA) bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Hitam T ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi.

Reaksi yaang terjadi adalah sebagai berikut :

Pertama EDTA (H2Y2-) akan kompleks dengan ion kalsium, membentuk satu kompleks merah:

1) H2In- + Ca2+ à CaIn- + 2H+

Pada titik akhir, EDTA akan kompleks dengan kalsium dan indikator menjadi lepas, yaitu ditandai oleh warna merah berganti warna biru:

2) EDTA + CaIn- + 2H+ à H2In- + CaEDTA

(merah) (biru)

Berdasarkan data hasil percobaan, di dapatkan besarnya konsentrasi Na-EDTA rata-rata yaitu 1,097 x 10-2 M.

B. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan dan analisis data hasil percobaan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompleksometri adalah salah satu metode analisis titrimetrik yang melibatkan pembentukan kompleks.

2. Berdasarkan data hasil percobaan standarisasi larutan Na-EDTA dengan larutan CaCl2 didapatkan hasil konsentrasi Na-EDTA sebesar

1,097 x 10-2 M.